Minggu, 01 Juni 2008

Kanulasi vena jugular dengan bantuan USG

Kanulasi vena sentral dengan bantuan USG sedang populer. Berikut adalah film yang aku dapat hasil browsing di youtube. Dibandingkan workshop yang sering kita ikuti yang paling menarik dari film ini adalah bagaimana tehnik sterilisasinya yang benar. dengan plastic wrap sedemikian sehingga jeli tidak meluber ke mana mana. Kalau workshopdi hotel hotel yah nggak diajarin. Yang menarik juga menandai dengan spidol dulu sebelum sterilisasi. Persis seperti yang sering kita lakukan di RSCM. Hanya masalahnya spidolnya sering macet setelah itu, tidak bisa dipakai lagi karena tertutup jeli. Yang menarik juga dari film ini adalah ditunjukkannya langkah langkah sampai masuknya kateter dengan USG.



Film dari RSCM sendiri ??? Itu deh masalahnya ... kalau sedang asik in action bekerja, sering lupa untuk mendokumentasikannya. Next time deh . Selamat menikmati ....


Pediatric anesthesia

Hari ini sepertinya hari pediatrik anestesia dehhh... Hari ini aku mendapat satu anak umur 1 tahun rujukan daerah dengan kista intraventrikel dan rencana drainase/ kraniotomi. Kurang jelas apa tindakan dari surgeonnya. Karenanya aku persiapkan aja ICU untuk pasca bedahnya. Ternyata betul, ada sekitar 200 cc cairan liquor yang dikeluarkan ketika dura dibuka. Otak si anak sih kecil sekali ya... Ternyata diagnosanya kista musinosum. Menurut surgeon nya sih suatu keadaan yang cukup aneh karena biasanya kista musinosum adanya di dewasa. BTW, anestesia berjalan cukup mulus, meski ada kesulitan pemasangan iv line (sehingga harus memasang via arteri femoralis.. thanks ya Topher ) dan ada episode ketika hendak menutup dura dan waktu otak mulai diisi cairan ringer asetat nadi turun sampai 90 kali /men dan tekanan darah naik sampai 120/70. Pasin ditransfer ke PICU dan di sana pasien sudah mulai sadar.
Dari kamar bedah ENT ada 2 pasien anak salah satunya dengan atresia liang telinga. Serru yaa... Yang dewasa ada sih dari kamar bedah kebidanan, pasien laparotomi VC tiga pasien, salah satu dengan kista mucinosum yang besar sekali, ukurannya sampai satu jari di bawah proc xiphoideus. Udah pasti deh pasien seperti ini tekanan darahnya tinggi. Resistensi perifernya pasti tinggi. Tapi dari bagian interna sampai memberikan obat antihipertensi 2 jenis, golongan ace inhibitor dan ca antagonis. Tekanan darah masih 160/90 mmHg. Aku wanti wanti deh, nggak usah konsul lagi ke bagian interna, ntar ditambah lagi dengan beta blocker. Yang susah pas kista segede itu diangkat, bablas dehhh tekanan darahnya turun dan menaikkannya butuh usaha lebih .
Benar aja dari kista ada cairan kista sebanyak lebih kurang 7 liter dan perdarahan cukup lumayan. Tekanan darah sempat turun sampai 90 mmHg sistolik, terus naik menuju 110/70. Yang seru setelah itu dijumpai ST depresi pada lead II. Mungkin perlu darah ya.. Dan yang lebih menantang lagi keluarga pasien tidak ada di tempat sehingga residen anestesiologi yang terpaksa ke PMI untuk mengambil darah.

Satu pasien sangat bermasalah, pasien dengan karsinoma nasofaring yang udah meta ke otak, dengan destruksi basis kranii dan peninggian tekanan intrakranial. Pasien direncanakan eksplorasi nasofaring. Yang menjadi masalah pasien hanya bisa membuka mulut selebar 1 jari, karena sudah berkali kali radioterapi, sehingga fibrosis deh sendi mulutnya. Sementara itu nasofaring udah penuh tumor sampai orofaring, tumornya udah kelihatan di belakang uvula... So... kayaknya mesti trakeostomi dehhh. Kalo mau bronkoskopi yah repot, mouth gagnya nggak bisa masuk di mulut. Satu yang buat aku tidak mengerti, apa ya yang diinginkan oleh bagian ENT untuk melakukan eksplorasi pada pasien ini ? Kenapa tidak paliatif saja ya ? Risikonya terlalu besar...
Benar aja deh... ternyata tumor sudah mendorong palatum mole dan uvula sedemikian mendekati epiglotis. Aku intip pakai glide scope. Susah... trismus... Agak riskan mencoba intubasi. Takut berdarah dan kalau sudah berdarah... bronkoskopi akan susah masuk. Jadi yah .. bronkoskopi aja. Ada masalah lagi.... mouth gag yang bisa masuk ke mulut dengan trismus sedemikian yah yang kecil, yang hanya bisa dilalui ETT no 6. Atas saran Dita (thanks Dit...), biar saja dengan ETT no 6, bila sudah terpasang, kita ganti dengan memakai tube exchanger. Dan... bronkoskopi berjalan mulus, intubasi sukses... ETT tidak jadi diganti karena ETT no 6 ternyata cukup ok..
BTW.. pasien dengan KNF ini usianya baru 20 tahun, sudah 35 kali kemoterapi dan 15 x radioterapi. Aduhhhh.. rasanya bagaimana begitu

Yang paling menyenangkan bersama prof darto hari ini aku melakukan blok dengan bantuan USG... dan sukses.. Semakin lama semakin cepat deh waktu melakukannya...

Ok dehhhh.. sampai jumpa lagi besok